Translate

kumpulah askep


ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY K
DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN
TUBERCOLOSIS PARU DI BANGSAL DAHLIA
RSUD KEBUMEN

BAB I
TINAJUAN KASUS
A.    PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian     : 27-08-09
Tempat                        : ruang dahlia

B.     IDENTITAS
a.       Identitas Pasien
Nama                           : Ny. K
Umur                           : 35 tahun
Jenis kelamin               : Perempuan
Pendidikan                  : SMP
Pekerjaan                     : Ibu rumah tangga
Suku/bangsa                : Jawa/Indonesia
Alamat                                    : Wadas Malang Rt.03/03 Karang sambung
Tanggal masuk            : 27-08-09
DX medik                   : TB paru aktif
b.      Identitas Penanggung Jawab
Nama                                       : Tn. S
Umur                                       : 40 tahun
Jenis kelamin                           : laki-laki
Alamat                                                : Wadas Malang Rt. 03/03 Karang sambung
Hubunagn dengan pasien        : Suami

C.     RIWAYAT KESEHATAN
1 .keluhan utama                     : batuk darah
2. keluhan tambahan               : sesak, panas, gatal
3. Riwayat penyakit sekarang
     Pasien datang dari VIA IGD dengan keluhan batuk, pasien menderita sesak, dada panas dan gatal. Pasien sudah mengalami pengobtan OAT selama 3 bulan saat dikaji pasien masih batuk, panas, sesak,mual dan muntah.
4. Riwayat kesehatan dahulu
     Pasien mengatakn belum pernah mengalami sesak seperti sekaranh ini
5.  Riwayat kesehatan keluarga
     Pasien mengatakn belum pernah mengalami sakit seperti sekarang ini.

D.    PRIMERY SURVEY
a.       Breath
·      RR = RR20 x/menit
·      Sekret
·      O2 NRM 6L
·      Penggunaan otot bantu pernafasan
b.      Blood
·                   Suhu 372 0C
·                   TD 140/90 mmHg
·                   N 82 X/menit
·                   CRT<2 detik
·                   SpO2 90%
·                   Kulit kering
c.       Brain
·                   Tingkat kesadaran GCS E4M6 V 5, kesadaran CM
·                   Pupil =isokor R3/L3mm
·                   Rrangsangan cahaya = RL+
d.      Bladder
·                   Urine ± 650 cc/6 jam
·                   Warna urine kuning khas
e.       Bowel
·                   BAB –
·                   Bising usus 18 X/menit


E.     PENGKAJIAN POLA FUNGSIONAL
1.      Pola pernafasan
Sebelum sakit              : pasien bernafas dengan normal menggunakan hidung dan tidak mengalami kesulitan dalam pernafasan.
Saat dikaji                   : pasien bernafas agak terganggu saat batuk
2.      Pola nutrisi
Sebelum sakit              :  frekuensi makan 3 kali sehari jenis nasi. Lauk pauk, sayur dan tidak ada makan pantangan. Minum air putih 6-7 gelas/hari dn tidak minum minuman yang beralkohol.
Saat dikaji                   : pasien makn 3 kali sehari, menghabiskan ½ dari porsi yang dihidangkan – diit : BH. Jumlah minum 5-6 gelas/hari. Pasien mengatakan mual dan tidak nafsu makan.
3.      Pola gerak dan keseimbangan
Sebelum sakit        : pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari
Saat dikaji             : pasien mengatakan lemas, aktivitasnya terganggu karena terpsang infus di tangan kananya. Aktivitas pasien hanya di tempat tidur, bila kekamar mandi di bantu oleh keluarganya.
4.      Kebutuhan rasa aman nyaman
Sebelum sakit        : pasien merasa nyaman kaena tidak menderita batuk, sehingga aktivitasnya tidak terganggu.
Saat diakji               : pasien cemas karena batuk ada darahnya
5.      Kebutuhan belajar
Sebelum sakit        : pasien belajar dari orang lain
Saaat diakji           : pasien sering menanyakan tentang sakitnya
6.      Pola eliminasi
Sebelum sakit        : pasien BAB 1 kali/hari, tidak ada keluhan BAK 3-4 kali/hari
Saat diakji             : BAB pasien 2 hari sekali. BAK 3-4 kali/hari
7.      Pola istirahat-tidur
Sebelum sakit        : pasien tidur 6-7 jam pada malam hari
Saat dikaji             : pasien sulit tidur dan sering terbangun pada malam hari.
8.      Temperatur tubuh dan sirkulasi
Sebelum sakit        : pasien untuk mempertahankan tubuhnya /  temperatur suhu tubuhnya, jika udara panas pasien mengenakan pakainan yang tipis dan menyerap kringat dan jiwa udara dingin mengenakan pakaian yang tebal.
Saat dikaji            : pasien mempertahankan temperatur tubuhnya seperti sebelum sakit
9.      Kebutuhan berpakaian
Sebelum sakit        : pasien mengganti pakain 2 kali sehari setelah mandi / paseian dapat berpakaian dengan rapih dan mandiri.
Saat dikaji             : pasien mengganti pakaian sehari sekali dibantu oleh keluarganya.
10.  Kebutuhan personal higiene
Sebelum sakit        : pasien mandi 2 kali sehari, gosok gigi 3 kali sehari, memotong kuku satu minggu sekali.
Saat dikaji             : pasien diseka oleh keluarganya
11.  Pola komunikasi dan hubungan
Sebelum sakit        : hubungan pasien dengan keluarganya atau orang lain cukup baik, pasien aktif mengikuti kegiatan sosial yang ada di masyarakat.
Saat dikaji             : hubungan pasien dan keluarganya terlihat akrab dan kooperatif dengan perawat
12.  Kebutuhan spiritual
Sebelum sakit        : pasien dapat menjalankan sholat 5 waktu taat beribadah.
Saat dikaji             : pasien berdoa untuk kesembuhan
13.  Kebutuhan bekerja           
Sebelum sakit        : pasien dapat bekerja seperti biasanya
Saat dikaji             : pasien tidak dapat bekerja seperti biasanya karena sakit yang dideritanya
14.  Kebutuhsn bermain dan rekreasi
Sebelum sakit        : pasien menghabiskan waktu luangnya dengan keluarganya dengan menonton TV dan waktu libur sesekali rekreasi ke obyek wisata.
Saat dikaji             : pasien tidak pernah rekreasi dan Cuma dihibur oleh keluarganya dan erawat yang bertugas.
F.      PEMERIKSAAN FISIK
1.      Keadaan umum : cukup/sedang
Kesadaran : CM
TD             : 140/90 mmHg
N               : 82 X/menit
S                : 37 2 0C
RR             : 20 X/menit
2.      Pemeriksaan spesifik
v  Kepala           :
Rambut                : Hitam, lurus, tidak bercabang
Mata                                 : Bentuk simetris, konjungtiva tak anemis, penglihatan baik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, Reflek pupil terhadap cahaya baik.
Telinga                             : letak simetris, tidak ada serumrn berlebih     pendengaan baik dan tidak menggunakan alat bantu pendengaran
Mulut                               : gigi lengkap tidak ada caries bibr agak kering,    rongga mulut kotor, sering meludah.
Leher                                : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran jup
Dada               : bentuk simetris, verikuler
Abdomen        : peristaltik 18 X/menit, perkusi tidak ada timpani, palasi tidak ada nyeri takan.
Ekstermitas     :
                        Atas     : tangan kanan terpasang infus RL 20 tpm
                        Bawah : tidak ada oedem
Genetalia         : perempuan, tidak terpasang kateter
Kulit                : sawo matang, kering turgor cukup








BAB II

ANALISIS DATA

NO.
DATA
PROBLEM
ETIOLOGI
1.






2.




3.
DS : pasien mengatakan sering batuk terutama pada malam hari
DO : batuk keluar sekret dan ada bercak darah segar
TD : 140/90 mmHg
N   :  82 X/menit
S   : 372 0C
DS : Pasien mengatakan mual, tidak nafsu makan
DO : Pasien hanya menghabiskan ½ dari porsi yang dihidangkan

DS : Pasien mengatakan lemas
DO : Pasien tampak lemah, mandi diseka keluarga, kekemar mandi dibantu keluarganya
Bersihkan jalan nafas tidak efektif





Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh



Defisit perawatan diri atau personal higiene

b.d produksi spuntum meningkat





b.d intake in adequate



b.d kelemahan fisik
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Data Laboratorium
Tanggal           : 27-08-2009
Jenis pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Hemoglobin-cyaninet

Jumlah leokosit

Segmen
Limfosit
Laju endap darah
Jumlah trombosit
Hematokrit
Gula darah
Ureum
Creatinine
SGOT
SGPT
13,6 gr

5.700/mm3

87%
13%
14mm/jam
212000/mm3
38%
96 mgr%
14,0 mgr%
0,65 mgr%
18 u/I
14 u/I
L 14,0-18.0
P 12,0-16,0
L 4600-11.400
P 4600-11400
36-66
22-40
L 0-15 P 0-20
150.000-440.000
L 40-54 P 38-47
70-129
10-50
L 0,6-1,1 P 0,5-0,9
L<25 P<21
L<29 P<22





THERAPY

Tanggal           : 27-08-2009
-  INFD RL 20 tpm
-  Injeksi cefotaxim 2X1
-  Injeksi ranrin 2X1
-  Ambroxol 3X1
-  OAT
-  INH 3X1
-  Pemberian 02 : 2-4 lt/menit
-  Diit : BK




















BAB III
PENGGOLONGAN TIPE KEPERIBADIAN
1.      Menurut Kretschmer (1925)
Kretschmer mandasarkan penggolongannya pada cirri-ciri fisik dan orientasi pada penyakit-penyakit kejiwaan.
1.      Jenis Astenis yaitu bertubuh kurus, jangkung, mempunyai temperamen yang mirip dengan penderita skizofrenia.
2.      Jenis Atlethis yaitu bertubuh tegap seperti olahragawan, mempunyai temperamen yang mirip dengan penderita epilepsy
3.      Jenis Pignis yaitu gemuk, pendek, bertemperamen mirip dengan penderita manisdepresif.
4.      Jenis Displastis yaitu yang tidak termasuk ketiga jenis lainnya.
Ny.K digolongkan dalam keperibadian jenis asthenis yaitu bertubuh kurus, jangkung, mempunyai temperamen yang mirip dengan penderita skizofrenia
2.      Menurut yunani kono
Orang-orang Yunani pada zaman dahulu berpendapat bahwa keperibadian seseorang di pengaruhi oleh proses-proses faani. Dalam tubuh, terutama oleh bekerjanya cairan-cairan dalam tubuh.
1.      Jenis Sanguinis yaitu sangat periang di pengaruhi oleh sebagian darah.
2.      Jenis Plegmatis yaitu lamban tetapi tetap bersemangat yang paling penting berpengaruh adalah kelenjar ludah.
3.      Jenis Melankolis yaitu sedih, murung banyak dipengaruhi oleh empedu hitam
4.      Jenis Kholaris yatu amarah cepat bereaksi banyak di pengaruhi oleh empedu kuning.
Jadi dari urean diatas Ny. K digolongkan sebagi keperibadian jenis Plegmatis.
3.      Menurut Carl G. Jung (1875-1961)
1.      Jenis Introvet yaitu terutama dalam keadaan emosional atau konflik orang dengan keperibadian ini cenderung untuk menarik diri dan menyendiri. Ia pemalu dan lebih suka bekerja sendiri,
2.      Jenis Ekstravert yaitu orang dengan keperibadian ini bila merasa tertekanakan menggabungkan diri dengan orang banyak, sehingga individualisnya berkurang.
3.      Jenis Ambivert yaitu oaring-orang yang tidak termasuk introvert atau ekstrovert. Ciri kepribadiannya merupakan campuran dari kedua jenis diatas.
Ny. K menurut kegiatan-kegiatan yang di lakukan sebelum sakit termasuk dalam tipe keperibadian jenis Ekstravert yaitu orang dengan keperibadian mau bergabung dengan banyak orang, mudah bersosialisasi, sehingga individualisnya berkurang.

PERUBAHAN PSIKOLOGI SAAT DI RUMAH DAN DIRUMAH SAKIT
  1. Perubahan psikologi pasien saaat dirumah
·      Pasien dapat beribadah
·      Pasien merasa nyaman karena dirumah bersama keluarga
·      Pasien dapat beraktivitas mandiri tanpa bantuan orang lain
·      Pasien bisa tidur nyenyak
·      Pasien mengalami gangguan dalam berkomunikasi dan bernafas  ketika pasien merasa sesak sulit untuk untuk berbicara
·      Emosi pasien bisa terkontrol
·      Pola makan saat dirumah teratur 3X sehari
·      Pasien masih dapat berkumpul dan berrekreasi bersama-sama keluarganya
  1. Perubahan psikologi pasien di rumah sakit
·      Pasien merasa kesepian karena hanya ditemani keluarga dan perawat tidak seperti di rumah bisa beraktivitas bersama-sama orang di lingkungannya.
·      Pasien tidur (istirahatnya) tidak nyenyak
·      Pasien tidak bisa melakukan aktivitasnya sendiri selalu di bantu oleh keluarganya
·      Pasien mengalami gangguan pernafasan
·      Pasien dapat melakukan ibadah di tempat tidurnya,  berdoa untuk kesembuhannya.
·      Emosi pasien masih terkontrol tetapi mengalami kecemasan, insomnia dan sering menanyakan penyakitnya
·      Pasien tidak pernah rekreasi Cuma dihibur oleh keluarganya dan perawat










BAB IV

PERUBAHAN PSIKOLOIS NORMAL/ABNORMAL/PATOLOGIS
1.      Normal
·      Kelainan Seksual
Ada dua macam kelainan pada tingkah laku seksual yaitu:
v  Kelainan pada obyeknya : di sini cara seseorang memuaskan dorongan seksualnya adalah normal, tetapi obyek yang dijadikan sasaran pemuasnya itulah yang lain dari pada biasanya. Pada orang normal obyek tingkah laku seksualnya dari lawan jenis, tetapi pada orang yang menderita kelainan seksual jeniss obyeknya berupa orang dari jenis kelamin yang sama.
v  Kelainan pada caranya : obyek pemuas seksualnya tetap lawan jenisnya, tetai caranya tidak biasa.
Pada pasien Ny. K cara memuaskan dorongan seksualnya adalah normal, obyek tingkah laku seksualnya dari lawan jenis yaitu kepada suaminya sendiri.
·      Psikoneurosis
Beberapa macam psikoneurosis  sesuai dengan gejalanya di golongkan sebagai berikut:
v  Neurosis kekuatiran (“Anxiety Neurosis”): adanya rasa kuatir atau was-was yang terus menerus dan tak beralasan. Penderita menjadi gelisah, tidak tenang , sukar tidur, sekalipun tidak jelas apa yang dikuatirkan.
v  Histeria : secara tidak sadar meniadakan fungsi salah satu anggota tubuhnya sendiri, sehingga sekalipun secara organis tidak ditemui adanya kelainan, anggota tubuh itu tidak dapat menjalankan funginya dan orang tersebut menjadi lumpuh, buta atau tuli, tergantung pada angggota tubuh mana yang dibuatnya tidak berfungsi.
v  Neurosis obseif-kompulsif : jenis ini ditandai oleh adanya pikiran-pikiran dan dorongan-dorongan tertentu yang terus-menerus. Orang yang bersangkutan tahu bahwa pikiran dan dorongan itu tidak benar dan tidak masuk akal, tetapi ia tidak dapat melepaskannya
Pada pasien Ny. K ini gangguan psikoneurosisnya masuk pada golongan pertama karena Ny. K merasa cemas, kuatir dan kurang tidur/insomnia.
2.      Patofisiologi/Abnormal
Gagal pernapasan bukan suatu penyakit, tapi suatu gangguan ventilasi yang disebabkan oleh berbagai kondisi. Ini dapat disebabkan karena naiknya tekanan kapiler paru atau permiabilitas( seperti edema paru, pneumonia, hamper tenggelam), tidak cukup keluarnya karbondioksida, seperti bronchitis kronis, emfisema, dan depresi pusat pernapasan atau kegagalan dari transmisi neuromuscular( seperti kelebihan obat, luka medulla spinalis, sklerosis multiple).
Malnutrisi adalah efek yang merugikan dari fungsi pernapasan dengan akibat:
Ø  Kehilangan masa otot diafragma dan interkostal sehingga kemampuan pernapasan sangat lemah sehingga sulit melepaskan pasien dari ventilator
Ø  Turunnya respon ventilasi terhadap hipoksia
Ø  Turunnya produksi surfaktan
Ø  Turunnya replikasi epitel pernapasan dengan prepodisisi infeksi
Ø  Turunnya sel perantara imunitas
Ø  Turunnya tekanan koloid osmotik dengan kecenderungan edema paru.





TUJUAN TEORI SAKIT DAN PERUBAHAN PSIKOLOGI
1.      Pengertian Sakit
Perkin’s
Sakit adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari baik aktivitas jasmani, rohani maupun sosial.
Webster’s New Coligiat Act
Sakit adalah kondisi dimana keadaan tubuh melemah
Kleinman
Sakit adalah gangguan fungsi atau adaptasi dari proses biologi dan psikofisiologi pada seseorang.

Zaidin Ali (1998)
Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis (jasmani), psikologi (mental), sosial dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh, produktivitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan maupun sebagian.

2.      Pengertian Tubercolosis
Tubercolosis merupakan penyakit insfeksi yang disebabkan oleh mycobakterium tubercolosis.(price 1995:753)
Tubercolosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan basil mycobakterium tubercolosis atau basil tubercel yang tahan asam (Tabayong 2000:111)
Tubercolosis adalah infeksi saluran nafas bawah yang disebabkan oleh mykoorganisme tubercolosis yang bisa ditularkan melalui inhalsi percikan ludah (proplet) orang ke orang dan mengkolonisasi bronkus atau alveolus (Corwin 2001:414)
Tubercolosis adalah penyakit yang disebabkan mycobakterium tubercolosis yaitu kuman aerob yang dapat hidup terutama di paru atau di berbagai organ tubuh yang lain. Bakteri ini tahan terhadap asam di berbagai organ tubuh yang lain. Makteri ini tahan terhadap asam tidak tahan terhadap ultraviolet (Tabrani 1996:236)
Tubercolosis (TB) paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi. 
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa tubecolosis adalah penyakit infeksi pernafasan bawah disenankan oleh mycobakterium tubercolosis yaitu kuman aerob, tahan asam, tahan ultraviolet ditularkan dari orang ke orang melalui droplet dan mengkolonisasi di bronkus atau alveolus.

MOTIVASI DAN CARA PENYELESAIANNYA

Motivasi adalah mendorong untuk berbuat atau bereaksi. Menurut Nancy Stevenson (2001), “Motivasi adalah semua hal verbal, fisik atau psikologis yang membuat seseorang melakukan sesuatu sebagai respon”. Menurut Sarwono, “motivasi menunjukan pada proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi tersebut dan tujuan atau terakhir daripada gerakan atau perbuatan”.

Ø  Cara Memotivasi
Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memotivasi seseorang yaitu:
a.       Memotivasi dengan kekerasa (motivating by force) yaitu cara memotivasi dengan menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan agar yang di motivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan.
b.      Memotivasi dengan bujukan (motivating by encticement) yaitu cara memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiyah agar melakukan sesuai harapan yang memberikan motivasi.
c.       Memotivasi dengan identifikasi yaitu cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran sehingga individu berbuat sesuatu karena adanya keinginan yang timbul dari dalam dirinya sendiri dalam mencpai sesuatu.
Cara memotivasi NY. K agar ceapt sembuh dapat dilakukan dengan cara yang kedua atau ketiga yaitu dengan cara memotivasi dengan bujukan dengan halus dan lembut serta penuh kesabaran untuk membujuk pasien agar pasien mau melakukan atau bertindak sesuai yang telah dijelaskan oleh perawat. Sedangkan memotivasi dengan identifikasi kepada pasien oleh perawat agar pasien sadar akan pola hidup sehat baik diri sendiri, keluarga maupun menjaga lingkungan sekitar uyang dapat mempengaruhi penyakitnya.

Ø  Strategi Pemecahan Masalah
Proses pemecahan masalah didefinisikan sebagai suatu usaha mencapai tujuan tertentu yang melibatkan hambatan-hambatan dan cara mengatasinya.

1. Mengenal masalah.
Cara berpikir: dengan menggunakan insight (pengertian/pemahaman terhadap masalah.
2. Pemecahan masalah.
Dalam berpikir orang menghubungkan pengertian yang satu dengan pengertian yang lain. Cara mendapatkan pengertian:
a. Tidak sengaja (melalui pengalaman)
b. Sengaja, prosedurnya:
1)    Analisa: mencatat sifat-sifat yang dimiliki secara seksama.
2)    Komparasi: membandingkan sifat-sifat yang dimiliki serta memisahkan sifat umum dan sifat khusus.
3)    Abstraksi: sifat-sifat yang sama dijadikan satu dan sifat-sifat yang                          tidak sama dikesampingkan.
4)    Kesimpulan: memberikan pengertian atau batasan.
Dalam pengertian tercakup:
1)    Isi pengertian: sifat-sifat atau tanda-tanda yang membentuk pengertian.
2)    Luas pengertian: hal-hal yang tercakup dalam suatu pengertian:
Isi dan luas pengertian mempunyai hubungan yang berbanding terbalik. Pengertian dapat dibedakan menjadi:
1)    Pengertian kongkrit, berhubungan dengan benda-benda kongkrit.
2)    Pengertian abstrak, berhubungan dengan hal-hal abstrak.
Hambatan-hambatan dalam proses berpikir disebabkan oleh data yang kurang sempurna dan data yang membingungkan/bertentangan.
3. Cara menarik kesimpulan:
a) Analogi
b) Deduktif
c) Induktif
4. Pengaruh pengalaman terhadap pemecahan masalah:
a). Membantu pemecahan masalah disebut transfer positif.
b). Menghambat pemecahan masalah disebut transfer negatif.


















BAB V

ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Nama                           : Ny. K
Umur                           : 35 tahun
Jenis kelamin               : Perempuan
Pendidikan                  : SMP
Pekerjaan                     : Ibu rumah tangga
Suku/bangsa                : Jawa/Indonesia
Alamat                                    : Wadas Malang Rt.03/03 Karang sambung
Tanggal masuk            : 27-08-09
No. Registrasi             : 667487
DX medik                   : TB paru aktif

STRUKTUR SIKAP
Sikap dilihat dari strukturnya dibagi menjadi tiga. Struktur sikap pasien Ny. K adalah:
1.      Sikap afaktif : pasien tidak nyaman karena sendirian hanya ditemani keluarga dan perawat, tidak bisa berkumpul dengan orang-orang dilingkungannya seperti biasanya karena pasien termasuk orang yang aktif dilingkungannya.
2.      Sikap kognitif : pasien mengetehui bahwa hidup berkeluarga. Dan percaya bahwa penyakitnya adalah ujian dari Alloh SWT serta yakin akan disembuhkan jika mau berihtiar yang diiringi dengan doa.
3.      Sikap motorik : pasien tidak dapat melakukan aktivitasnya separti biasa, karena harus dirawat di rumah sakit dan harus banyak istirahat.



DIET (POLA MAKAN)

Penatalaksanaan gizi bertujuan untuk mencegah atau memperbaiki kekurangan atau kelebihan gizi yang dapat memperburuk fungsi pernapasan dan pasien lebih mudah terkena infeksi sekunder.perkiraan kebutuhan kalori bukan protein = 2400 kalori
Perkiraan kebutuhan protein = 90 g
Cairan bergisi:
            Cairan glukosa – asam amino,setiap liter mengandung
                                                                        Bukan protein(kkal/l) protein(g/l)
            400 ml glukosa 70%                            952                              0
            600 ml asam amino 85%                     0                                  51
            Mineral,elekrolit dan vit
            Sesuai keperluan
            Emulsi lipit 20%                                  2000                            0
Resep pemberian berggizi :
Infuz 1,8 l cairan glukosa – asam amino (1714 kalori bukan protein dan 92 gram asam amino ) dan 0,25 L emulsi lipid (500 kkal)/ hari.

FARMAKOTERAPI
Nama Obat
Efek Samping
  1. .Isoniazid
a. Neuritis perifer
    Tanda-tanda: kejang, pada pasien dengan kecenderungan untuk kejang, neuritis dan atrofi optic, kejang-kejang otot, sempoyongan, ataksia, kesemutan, stupor, ensefalatopi toksik dan kematian. Untuk pencegahan harus diberikan suplemen vitamin B6
b. Ikterus
    Harus dimonitor fungsi hati (antara lain transaminase) minimal 1x/ bulan terutama bila terdapat tanda-tanda hepatitis: anoreksia, malaise, lelah nausea dan ikterus
c. Hipersensitivitas
    Termasuk:
·         Demam, erupsi kulit
·         Trombositopenia, agranulositosis, eosinofilia, dan anemia
·         Vaskulitis yang reversible
·         Gejala-gejala artritis pada beberapa sendi
d. Lain-lain: mulut kering, nyeri epigastrik, methemoglobinemia, tinnitus, retensio urin

  1. Rifampisin
a. Ukterus
    Masalah yang paling menonjol dan dapat menyebabkan kematian. Hepatitis jarang terjadi pada pasien dengan fungsi hati normal, tetapi penyakit-penyakit hati kronik, alkoholisme dan usia lanjut dapat menaikan insidensnya.
b. Flu-like Syndrome
    Tanda-tanda: demam, menggigil, artralgia, pada beberapa kasus dapat terjadi eosinofilia, nefritis interstisial, nekrosis tubular akut, trombositopenia, anemia hemolitik dan syok
c. Sindrom Redman
    Disebabkan dosis yang berlebihan. Terdapat kerusakan hati yang berat, warna merah terang (seperti udang yang direbus) pada urin, air mata, ludah dan kulit
d. Lain-lain: nyeri epigastrik, reaksi hipersensivitas, supresi imunitas